Geser kebawah untuk baca artikel
HeadlineNasional

Produksi Beras Tertinggi 7 Tahun, Prabowo Pimpin Panen

×

Produksi Beras Tertinggi 7 Tahun, Prabowo Pimpin Panen

Sebarkan artikel ini
Produksi Beras Tertinggi 7 Tahun, Prabowo Pimpin Panen
Presiden Prabowo pimpin Panen Raya Nasional usai Idulfitri, cetak produksi beras tertinggi dalam 7 tahun terakhir, capai 13,9 juta ton GKG.

JAKARTA, NusantaraOfficial.com – Presiden Prabowo Subianto memimpin panen serentak yang menghasilkan produksi beras tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Beberapa hari setelah Idulfitri 1446 Hijriah, Presiden Prabowo hadir langsung dalam Panen Raya Nasional di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat (Jabar), menandai momentum penting dalam strategi ketahanan pangan nasional.

Sponsor
Sponsor

Panen Serentak di 14 Provinsi

Kegiatan ini merupakan bagian dari panen serentak di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari strategi besar pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional secara menyeluruh.

Baca Juga: Kemenkeu Tambah Anggaran Ketahanan Pangan 2025 Jadi Rp 155,5 T

Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), potensi luas panen nasional pada April 2025 mencapai 1.595.583 hektare dengan estimasi produksi sebesar 8.631.204 ton gabah kering giling (GKG), setara 4,97 juta ton beras.

Secara kumulatif, produksi Januari hingga April 2025 tercatat sebesar 13.948.785 ton GKG. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak tujuh tahun terakhir, menunjukkan efektivitas program pemerintah dalam mendukung sektor pertanian, khususnya tanaman pangan.

Apresiasi Presiden untuk Para Petani

Presiden Prabowo menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kontribusi besar para petani dalam pencapaian ini. Ia menegaskan bahwa keberhasilan panen bukan hanya pencapaian teknis, namun juga bentuk keberhasilan sosial dan moral bangsa.

Baca Juga: Stok Beras Nasional Tertinggi Usai Lebaran 2025

“Saya ingin sampaikan terima kasih kepada seluruh unsur yang telah bekerja keras. Saudara-saudara petani adalah tulang punggung bangsa. Tanpa pangan, tidak ada negara,” tegas Presiden dalam sambutannya, Senin (7/4/2025).

Presiden juga mengungkapkan bahwa pada bulan Ramadan dan Idulfitri tahun ini, harga pangan terpantau stabil dan terjangkau. Kondisi ini menjadi bukti nyata keberhasilan program pangan nasional, di tengah tantangan global yang menyebabkan krisis pangan di berbagai negara.

Kontribusi Daerah dan Pemerintah Pusat

Empat belas provinsi utama menyumbang 91,42% produksi nasional bulan ini, di antaranya Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah sebagai tiga besar penyumbang utama. Kontribusi luar Jawa dipimpin oleh Sulawesi Selatan, Lampung, dan NTB. Wilayah-wilayah ini mencatat luas panen total sebesar 1,43 juta hektare dengan total produksi 7,89 juta ton GKG.

Baca Juga: Pemerintah Percepat Deregulasi untuk Dorong Industri Padat Karya

Presiden juga menegaskan bahwa capaian ini tidak akan menjadi titik akhir. Pemerintah berkomitmen melanjutkan penguatan sektor pertanian melalui program cetak sawah baru, distribusi pupuk yang efisien, pemanfaatan teknologi pertanian, serta pengembangan koperasi desa.

Transformasi Sistem Pertanian Nasional

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari kebijakan presiden yang berpihak pada petani.

Distribusi pupuk kini jauh lebih efisien berkat reformasi birokrasi yang memangkas jalur panjang administrasi. Kini pupuk bisa langsung disalurkan dari pabrik ke Gapoktan (kelompok tani), mempercepat akses dan meningkatkan produktivitas.

Baca Juga: Rupiah Terpuruk ke Rp16.611 per Dolar AS, Tertinggi Sejak 1998

“Dulu harus tanda tangan dari 12 menteri, 38 gubernur, dan 500 wali kota atau bupati. Sekarang cukup satu instruksi presiden, langsung ke lapangan. Ini revolusi sektor pertanian,” ujarnya.

Ia juga memaparkan dampak positif program pompanisasi, yang meningkatkan produksi padi sebesar 2,8 juta ton di Pulau Jawa, meski di tengah tantangan El Nino yang cukup berat. Kebijakan ini menunjukkan respons cepat dan adaptif pemerintah terhadap perubahan iklim.

Komitmen Pemerintah dan Harapan Petani

Dalam sambutannya yang penuh semangat, Presiden Prabowo menyatakan bahwa pemerintahan yang ia pimpin ingin memastikan rakyat mendapatkan pangan bergizi dengan harga terjangkau. Selain itu, ia ingin desa-desa dilengkapi dengan fasilitas seperti gudang hasil panen, cold storage, apotek murah, dan kendaraan distribusi.

“Rakyat harus bisa hidup layak. Petani harus sejahtera. Kita ingin Indonesia kuat dari desa, dari ladang, dari sawah,” ucap Presiden tegas.

Lebih lanjut, Presiden menekankan pentingnya melibatkan generasi muda dalam dunia pertanian. Menurutnya, regenerasi petani adalah kunci agar swasembada pangan bisa berkelanjutan. Ia bahkan mengusulkan beasiswa khusus untuk pemuda desa yang ingin belajar teknologi pertanian.

“Petani milenial adalah masa depan bangsa. Kita akan kirim mereka belajar ke luar negeri, ke Jepang, Korea, hingga Belanda. Mereka akan kembali membawa teknologi dan semangat baru untuk membangun pertanian kita,” kata Presiden.

Dengan semangat gotong royong, dukungan teknologi, dan visi berkelanjutan, pemerintah optimistis Indonesia dapat meraih swasembada pangan secara konsisten. Komitmen ini menjadi landasan kuat bagi masa depan pertanian nasional.

Menutup pidatonya, Presiden menegaskan bahwa pemerintah berdiri bersama petani sebagai pahlawan produksi pangan. Ia menyampaikan bahwa tidak ada panggilan yang lebih mulia daripada membela para petani.

“Kami bangga mengabdi kepada rakyat. Petani harus dimuliakan. Harus makmur. Dan kami akan buktikan itu bersama-sama,” pungkasnya dengan penuh keyakinan.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru