Internasional

Miliarder Dunia Rugi Rp3.480 Triliun Akibat Tarif Impor AS

Miliarder Dunia Rugi Rp3.480 Triliun Akibat Tarif Impor AS
Orang-orang terkaya di dunia kehilangan US$208 miliar dalam sehari akibat kebijakan tarif impor AS yang diumumkan Presiden Donald Trump.

NEW YORK, NusantaraOfficial.com – Kebijakan tarif baru Amerika Serikat (AS) yang diumumkan Presiden Donald Trump telah mengguncang pasar keuangan global.

Dalam sehari, orang-orang terkaya dunia kehilangan kekayaan kolektif sebesar US$ 208 miliar atau sekitar Rp 3.480 triliun. Penurunan ini menjadi yang terbesar pertama sejak pandemi Covid-19 dan yang keempat terbesar sejak Bloomberg Billionaire Index (BBI) diluncurkan 13 tahun lalu.

Sponsor
Sponsor

Mark Zuckerberg Alami Kerugian Terbesar

Pendiri Meta Platforms, Mark Zuckerberg, menjadi miliarder dengan kerugian terbesar akibat kebijakan ini. Saham Meta (META) anjlok hampir 9%, mengakibatkan kekayaan Zuckerberg terpangkas US$ 17,9 miliar (sekitar Rp 299 triliun).

Baca Juga: Elon Musk Kembali Jadi Orang Terkaya di Dunia 2025

Sementara itu, Jeff Bezos, pendiri Amazon, juga terdampak signifikan. Saham Amazon (AMZN) merosot 9%, membuat Bezos kehilangan US$ 15,9 miliar (sekitar Rp 265 triliun).

Elon Musk Juga Terdampak

CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, mengalami kerugian sebesar US$ 11 miliar (sekitar Rp 184 triliun). Saham Tesla (TSLA) turun hampir 5,5% pada perdagangan Kamis, menambah tekanan terhadap nilai kekayaan bersihnya.

Selain para miliarder AS, sejumlah konglomerat global juga ikut terdampak. Bernard Arnault, bos LVMH, kehilangan lebih dari US$ 8 miliar akibat anjloknya saham perusahaan barang mewah tersebut. Begitu juga dengan Bill Gates, yang mengalami penurunan kekayaan sebesar US$ 6,5 miliar akibat penurunan saham Microsoft.

Baca Juga: KPK Periksa Ridwan Kamil Usai Lebaran Terkait Kasus BJB

Pemicu Anjloknya Kekayaan Miliarder

Krisis ini bermula dari kebijakan tarif dasar 10% yang ditandatangani Trump untuk semua barang impor ke AS mulai 5 April. Selain itu, tarif tambahan lebih tinggi terhadap negara dengan surplus perdagangan terhadap AS akan berlaku mulai 9 April.

Kebijakan ini memicu kepanikan di pasar, menyebabkan aksi jual besar-besaran dan memengaruhi indeks saham global. Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 2%, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing jatuh lebih dari 2,5%.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Langkah Strategis Hadapi Tarif Resiprokal AS

Para analis memperingatkan bahwa volatilitas pasar bisa terus berlanjut jika ketegangan dagang tidak segera mereda. Investor kini menunggu respons lebih lanjut dari negara-negara mitra dagang AS, terutama China dan Uni Eropa, yang diperkirakan akan mengambil langkah balasan.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru

Exit mobile version