Nasional

Penerimaan Bea Cukai Maret 2025 Naik 9,6 Persen

Penerimaan Bea Cukai Maret 2025 Naik 9,6 Persen
Hingga Maret 2025, penerimaan kepabeanan dan cukai tumbuh 9,6% capai Rp77,5 triliun, dipicu lonjakan bea keluar sawit dan tembaga.

JAKARTA, NusantaraOfficial.com – Kinerja fiskal sektor kepabeanan dan cukai hingga Maret 2025 mencatat tren pertumbuhan yang menjanjikan.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan total penerimaan dari pos ini telah mencapai Rp77,5 triliun, meningkat 9,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sponsor
Sponsor

Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu menjelaskan bahwa pertumbuhan signifikan berasal dari bea keluar yang melonjak tajam, terutama disumbang ekspor produk sawit dan tembaga.

Baca Juga: RI Bakal Pangkas Bea Ekspor CPO Imbas Tarif Tinggi AS

Lonjakan Bea Keluar Dorong Pertumbuhan

Bea keluar tercatat sebesar Rp8,8 triliun atau naik 110,6% secara tahunan. Dari jumlah tersebut, kontribusi terbesar berasal dari bea keluar produk sawit yang mencapai Rp7,9 triliun, serta konsentrat tembaga sebesar Rp807,7 miliar.

Kinerja positif ini mencerminkan respons cepat terhadap relaksasi kebijakan ekspor, sehingga komoditas unggulan nasional mampu memberikan dorongan signifikan terhadap pendapatan negara.

Penurunan Bea Masuk Dinilai Positif

Sementara itu, bea masuk justru mengalami penurunan sebesar 5,8% menjadi Rp11,3 triliun. Penurunan ini dinilai sebagai indikator baik karena berkaitan langsung dengan menurunnya impor beras, gula, dan kendaraan bermotor komoditas strategis yang sebelumnya memberi kontribusi besar pada bea masuk.

“Penurunan bea masuk ini hal yang positif karena kita tidak lagi impor beras,” ujar Anggito dalam konferensi pers di Jakarta.

Baca Juga: Wacana Cukai Motor dan Batubara, Pemerintah Lakukan Kajian

Kinerja Cukai Didukung CHT

Penerimaan dari cukai tercatat Rp57,4 triliun atau tumbuh 5,3%. Dari angka ini, sektor cukai hasil tembakau (CHT) mendominasi dengan kontribusi Rp55,7 triliun atau tumbuh 5,6% secara tahunan.

Kenaikan ini turut dipengaruhi pelunasan maju senilai Rp4,6 triliun, meskipun volume produksi CHT dalam periode November 2024 hingga Januari 2025 tercatat turun 4,5%.

Stabilnya penerimaan dari sektor strategis ini menjadi indikator bahwa optimalisasi kebijakan fiskal berjalan pada jalur yang tepat dan adaptif terhadap perubahan global.

Baca Juga: Kinerja JSMR Melesat, Laba Bersih Kuartal I Naik 49,48%

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru

Exit mobile version