Geser kebawah untuk baca artikel
ASEANHeadlineInternasional

Vietnam Desak AS Tunda Tarif 46% dan Siap Buka Investasi

×

Vietnam Desak AS Tunda Tarif 46% dan Siap Buka Investasi

Sebarkan artikel ini
Vietnam Desak AS Tunda Tarif 46% dan Siap Buka Investasi
Vietnam ajukan penundaan tarif 46% dari AS dan siap buka lebih banyak impor serta investasi untuk hindari tekanan ekonomi.

HANOI, NusantaraOfficial.com – Pemerintah Vietnam secara resmi mengajukan permintaan penundaan penerapan tarif timbal balik sebesar 46% dari Amerika Serikat, yang dijadwalkan mulai berlaku pada 9 April 2025. Permintaan ini diajukan guna memberi waktu selama satu hingga tiga bulan untuk proses negosiasi antara kedua negara.


Vietnam Tawarkan Langkah Balasan Positif

Sebagai respons atas kebijakan tarif dari Presiden Donald Trump, pemerintah Vietnam menyatakan kesediaannya untuk meningkatkan impor barang dari AS, termasuk pesawat dan gas minyak cair. Selain itu, Vietnam juga berkomitmen untuk memfasilitasi investasi perusahaan-perusahaan Amerika di negaranya.

Sponsor
Sponsor

Dalam pernyataan yang dikutip dari Reuters, pemerintah Vietnam menegaskan bahwa mereka telah memangkas tarif pada beberapa produk asal AS guna menurunkan surplus perdagangan yang pada 2024 lalu mencapai lebih dari US$123 miliar.

Baca Juga: China, Korsel, dan Taiwan Bereaksi Keras atas Tarif Baru AS


Bursa Saham Tertekan, Vietnam Siap Negosiasi

Pengumuman tarif oleh AS telah berdampak signifikan pada pasar saham Vietnam, dengan indeks saham acuan mencatat penurunan sebesar 8,1% dalam dua hari terakhir. Pemerintah menyatakan bahwa pihaknya tetap bersikap proaktif dan terbuka dalam menanggapi kebijakan perdagangan Washington.

“Vietnam selalu proaktif, reseptif, dan sangat berkoordinasi dengan AS untuk menegosiasikan tarif yang adil dan memerangi masalah transshipment,” tulis pernyataan resmi tersebut.


Pemerintah Vietnam dan Kamboja Sampaikan Keprihatinan

Baca Juga: PKN STAN 2025 Buka Pendaftaran, Ini Syarat dan Tahapan Seleksi

Kementerian Luar Negeri Vietnam menyampaikan penyesalan atas keputusan pemerintah AS yang dinilai tidak mencerminkan hubungan baik kedua negara. Juru Bicara Pham Thu Hang menegaskan bahwa kebijakan tarif tersebut tidak mencerminkan realitas kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.

Secara paralel, Kamboja juga turut menyuarakan permintaan serupa. Pada hari Jumat, Perdana Menteri Hun Manet mengirimkan surat resmi kepada Trump untuk meminta penundaan tarif sebesar 49% atas produk ekspor Kamboja, sembari menyatakan kesiapan untuk membuka dialog dagang bilateral secepat mungkin.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Langkah Strategis Hadapi Tarif Resiprokal AS

Dengan berbagai tekanan dan permintaan dari negara-negara Asia Tenggara, arah kebijakan dagang AS kini kembali menjadi sorotan dunia.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru